Selasa, 18 Maret 2008

Inilah kehidupan

Inilah kehidupan


Kesabaran..
Sabar dan terus bersabar. Bersabarlah dengan kesabaran yang cantik.


Sedangkan nabi diuji dengan beratnya setiap hari, inikan pula sekadar


perkara remeh yang melarikan kita daripada tanggungjawab sebenar.


Mungkin juga ini balasan akibat melalaikan amanah sebagai khalifah di


muka bumi ini. Hidup di dunia bak bahtera di lautan gelora. Tiada tentu


ia bermaharajalela. Kala tenang, ramai yang alpa. Namun, pabila badai


menunjukkan diri yang sebenar, maka bersungguh-sungguhlah terkumat


kamit memohon perlindungan dari yang Esa. Bejujuran air mata keinsafan,


seumpama kehidupan sudah sampai ke penghujungnya. Terpatrilah janji


akan hidup sebagai hamba yang taat setiap masa. Lalu Allah dengan sifat


Rahman-Nya menyelamatkan kita. Alhamdulillah. Tetapi...hakikatnya


manusia kembali lupa dengan nikmat kesenangan yang mendatang. Begitulah


silih berganti putaran kehidupan seorang insan bernama manusia.
Teringat akan pesanan Golden Rule: Do on to others what you want others


do on to you. Vice versa. Hubungan sesama manusia sebagai titik


pengukur tahap iman dan akhlak kita kepada Allah. Lantaran Allah tidak


akan mengampunkan, selagi manusia itu tidak memaafkan. Seandainya


seseorang menghadiahkan kita sesuatu, maka sebagai manusia normal, kita


akan berterima kasih dan menunjukkan rasa terima kasih itu. Lebih-lebih


lagi jika ia datang dari seseorang yang 'significant' dalam hidup kita.


Namun ada juga manusia yang menyakiti hati si pemberi, seolah-olah dia


tidak pernah membawa apa-apa erti dan segala yang dilakukannya adalah


remeh belaka. Bercakap sombong merasakan seolah-olah dirinya yang


benar. Seakan memberitahu dunia aku lah manusia yang paling betul dalam


tindakan. Sekali kita melukakan hati seseorang, ibarat menanam paku di


dinding yang bersih. Biarpun kita mampu mencabutnya dengan secebis


kemaafan yang mudah dilafazkan, namun belum tentu kita mampu menutup


kembali kesan yang ditinggalkan. Manusia bukan malaikat. Sebaik mana


pun pastilah mempunyai titik hitam di hati. Andai kita merasakan


membuat seseorang terluka itu sesuatu yang remeh, maka ia dengan


sendirinya mencerminkan siapa diri kita yang sebenar.
Hitunglah diri sebelum kita dihitung di akhirat nanti. Azab Allah itu


amat berat, kita tidak mampu sama sekali menanggungnya. Seandainya


telah sampai peringatan kepada kita untuk melakukan kema'rufan dan


meninggalkan kemungkaran, maka bersegreralah. Janganlah menolak lagi.


Kita tidak cukup hebat untuk merasakan diri ini betul. Bimbang kita


tidak punya cukup masa untuk memperbaiki segalanya. Hidup hanya sekali.


Ia punya tujuan yang pasti. Jangan tersasar lagi. Dosa yang telah


dilakukan, Allah menutupnya dari keaiban. Maka bersyukurlah dan


bertaqwalah. Sesungguhnya yang paling mulia adalah yang paling tinggi


sifat taqwanya....


http://bicaraqalbi.blogspot.com/search?updated-min=2006-01-01T00%3A00%3


A00%2B13%3A00&updated-max=2007-01-01T00%3A00%3A00%2B13%3A00&max-results


=13

Tidak ada komentar:

 

blogger templates